Kamis, 08 Juli 2010

KISAH LAKSAMANA CHENG HOO

Salah satu cara untuk menghormati para pahlawan adalah meneladani jiwa besar dan perjuangan mereka. Mereka berjuang selalu membawa misi mulia demi kepentingan orang banyak.
Salah satu kisah yang akan saya angkat adalah tentang seorang laksamana atau jenderal dari daratan Tiongkok China bernama Laksamana Cheng Ho atau Zheng he.


Menurut sejarah Cheng Ho kecil dilahirkan pada tahun 1371 di propinsi Yunan. Ada artikel juga menyebutkan lebih spesifik yaitu di Hondai, sebuah kampung di daerah Bao San. Orang tuanya bernama Ma he, sedangkan Ma San Po (dialek pujian biasa diucapkan Sam Po, Sam Po) merupakan nama kecil dari Laksamana Cheng Ho. Ia dilahirkansebagai anak kedua dari pasangan Ma Hazhi dan Wen ibunya. Sebagai orang hui, yaitu etnis china yang sebagian besar adalah muslim. Cheng Ho sejak kecil sudah memeluk islam. Baik kakeknya dan ayahnya sudah menunaikan haji. Seperti diketahui kata hazhi dalam dialek Mandarin mengacu pada kata Haji.
Saat Dinasti Ming menguasai Yunan dari dinasti Yuan(bangsa mongol), banyak pemuda yang ditangkap dan dijadikan kasim di Nanjing. Ma he yang saat itu berumur 11 tahun pun diabdikan ke raja Zhu di istana Beiping (sekarang Beijing).


Ketika menjadi Kasim atau abdi kaisar, kasim San Po berhasil menunjukkan keberaniannya seperti ketika memimpin dalam perebutan tahta melawan kaisar Zhu Yunwen (dinasti Ming).
Antara tahun 1405 dan 1433, kaisar Zhu mensponsori beberapa ekspedisi armada laut ke beberapa penjuru dunia. Tujuannya adalah mengembalikan kejayaan Tiongkok, mengontrol perdagangan, dan memperluas pengaruh di samudra Hindia.
Disinilah kasim San Po menawarkan diri untuk melakukan ekspedisi ini dan kaisar menyetujui. Mungkin disiniah nama Laksamana Zheng He atau Cheng Ho mulai digunakan. Ketika itu tahun 1405,armada ini dipimpin oleh Laksamana Cheng Ho melakukan perjalanan pertamanya. Armada ini terdiri dari sekitar 300 kapal dengan diawaki 28 ribu awak kapal. Diperkirakan armada ini terdiri dari 6 kapal besar yang biasa digunakan dalam perjalanan kekaisaran.


Pelayaran pertama Cheng Ho ini merupakan seabad sebelum pelayaran pelaut pemberani dari Eropa, Vasco Da Gama. Walaupun jika dibandingkan kapal Vasco da gama berukuran lebih kecil yaitu panjang 23m, lebar 5m, jika dibandingkan Laksamana cheng Ho sekitar 122m, lebar 52m. Pada pelayaran pertama ini, armada Laksamana cheng Ho berhasil mencapai hingga Asia Tenggara atau semenanjung Melayu, Sumatera, dan Java. Kemudian dilanjutkan ekspedisi kedua ditahun 1407-1409 dan ekspedisi ketiga 1409-1411 yang mampu mencapai India dan Srilanka.

Pada ekspedisi ke empat, sekitar tahun 1413-1415, berhasil mencapai teluk
Persia, daratan arab,Mogdhisu (Afrika timur). Jalur ini diulang pada pelayaran kelima (1417-1419) dan keenamnya (1421-1422). Kemudian ekspedisi terakhir dilakukan di tahun 1431-1433 yang berhasil mencapai Laut Merah.

Selama perjalanannya, Laksamana Cheng Ho memberikan hadiah kepada daerah yang dikunjunginya berupa porselin, sutera dan barang lainnya. Dan iapun mendapatkan hadiah aneh seperti zebra afrika, dan jerapah. Selama berkunjung, Ia dan armadanya sangat menghormati budaya dan kebiasaan masyarakat lokal. Bahkan ketika di Ceylon, ia membangun monumen tiga agama yaitu Islam. Buddha dan Hindu.

Armada Laksamana Cheng ho tidak mengutamakan peperangan untuk menyelesaikan masalah. Laksamana Cheng Ho lebih menyukai cara diplomasi untuk menyebarkan pengaruh dinasti Ming. Walaupun dalam beberapa saat Laksamana Cheng Ho tetap mengerahkan kekuatannya seperti ketika menumpas bajak laut di Ceylon, atau ketika melawan armada lokal di arab dan afrika karena mengancam keberadaan armadanya.

Ada sebuah cerita ketika Laksamana Cheng Ho berusaha mendamaikan kerajaan Majapahit dan Blambangan. Saat itu ia sedang berlabuh di Semarang mengirimkan utusan kehormatan kaisar sebanyak 300 orang ke kerajaan Blambangan. Utusan ini sama sekali tidak bersenjata. Namun Majapahit salah mengira jika kerajaan Blambangan sedang meminta bantuan dari Kaisar Ming. Sehingga Majapahit kemudian menyerang utusan ini. Sekitar 170an lebih utusan tewas.

Laksamana Cheng Ho yang terkejut dengan serangan ini mengerahkan seluruh armadanya ke kerajaan Majapahit dan mengarahkan semua meriam kapal perangnya ke daratan. Namun ditengah emosi armada,
Laksamana Cheng Ho melakukan tindakan yang mengejutkan yaitu dengan kapal kecil ditemani beberapa pengawalnya menghadap raja Majapahit dan menanyakan alasannya mengapa utusannya diserang.

Raja Majapahit menyadari telah terjadi kesalahpahaman. Masalah inipun dapat terseleseikan dengan damai. Sungguh luar biasa yang dilakukan oleh Laksamana Cheng ho. Jika saja kita tidak mengutamakan kekerasan untuk menyeleseikan masalah maka hasilnya akan luar biasa. Jalan damai masihlah solusi jalan terbaik.

Laksamana Cheng Ho diketahui meninggal dalam perjalanannya yang ke-7. meskipun di China akan menemukan makamnya, namun seperti pahlawan yang lainnya, makam itu kosong.

Laksamana Cheng Ho dalam 7 perjalanan lautnya berhasil menyebarkan warga china muslim ke Malaka, Palembang, Surabaya dan daerah lainnya. Seperti diketahui Malaka menjadi pusat pendidikan Islam dan pusat perdagangan. Walaupun Laksamana Cheng Ho tidak mengedepankan perdagangan karena ia bukanlah seorang pedagang.

Misinya adalah menunjukkan organisasi yang baik dan teknologi maju kepada dunia. Ekspedisinya memudahkan pedagang China untuk mencapai dan berdagang hingga ke seluruh penjuru dunia. Seperti diketahui orang China berhasil tersebar di seluruh dunia termasuk Indonesia.

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Facebook Stumbleupon Favorites More