Batu akik memang nampaknya tengah menjadi primadona saat ini khususnya di
Indonesia. Hal ini terbukti dengan meningkatnya permintaan pasar akan
komoditas batu mulia ini dan tentunya semakin sering kita jumpai
orang-orang di sekitar kita menggunakannya baik sebagai mata cincin,
mata liontin atau sekedar disimpan saja.
HISTRIONIC PERSONALITY
DISORDER (GANGGUAN KEPRIBADIAN HISTRIONIK)
Gangguan kepribadian histrionik sebelumnya dikenal disebut kepribadian
histerikal, ditegakkan bagi orang-orang yang selalu dramatis dan mencari
perhatian. Mereka sering kali menggunakan ciri-ciri penampilan fisik
yang dapat menarik perhatian orang kepada dirinya, misalnya pakaian yang
mencolok, tata rias, atau warna rambut. Mereka berpusat pada diri
sendiri, terlalu mempedulikan daya tarik fisik mereka, dan merasa tidak
nyaman bila tidak menjadi pusat perhatian. Mereka dapat sangat
provokatif dan tidak senonoh secara seksual tanpa mempedulikan
kepantasan serta mudah dipengaruhi orang lain.
Diagnosis ini memiliki prevelensi sekitar 2 persen dan lebih banyak
terjadi pada perempuan dibandingkan laki-laki. Gangguan kepribadian
histrionik lebih banyak terjadi pada mereka yang mengalami perpisahan
atau perceraian, dan hal ini diasosiasikan dengan depresi dan kesehatan
fisik yang buruk. Gangguan ini sering muncul bersamaan dengan gangguan
kepribadian borderline.
Etiologi gangguan kepribadian histrionik
Gangguan ini dijelaskan berdasarkan pendekatan psikoanalisa. Perilaku
emosional dan ketidaksenonohan secara seksual didorong oleh
ketidaksenonohan orang tua, terutama ayah terhadap anak perempuannya.
Kebutuhan untuk menjadi pusat perhatian dipandang sebagai cara untuk
mempertahankan diri dari perasaan yang sebenarnya yaitu self-esteem yang
rendah.
Perspektif Psikososial Mengenai Histrionic Personality Disorder
a) Psikodinamik
Para ahli psikodinamika melihat gangguan ini sebagai hasil dari
kebutuhan-kebutuhan akan ketergantungan yang sangat mendalam dan
merupakan represi-represi dri emosi, hambatan dari resolusi setiap tahap
oral atau oedipal. Pencarian atensi berasal dari kebutuhan untuk
mendapatkan persetujuan dari orang lain. Kedangkalan berpikir dan
kedangkalan keterlibatan emosi dengan orang lain mnggambarkan
orang-orang histerionik yang merepresi kebutuhn-kebutuhab dan
perasann-perasannnya sendiri.
b) Behavioral
Orang denga tipe histerionik biasanya berasal dari kelurga yang
memanjakan dan membiarkan sifat manjanya hingga dewasa (being daddy’s
"pretty little girl"). Hal ini manjadi suatu pembiasaan sehingga
terbentuk karakter yang menetap mengenai sifat manja dan selalu ingin
menjadi pusat perhatian. Selain itu, biasanya, dalam keluarga tabu untuk
mendidik atau mengenalkan. masalah sex. Selain itu, ada pndapat lain
yaitu ketika masa kanak mengalami hubungan dengan orang tua yang tidak
harmonis sehingga kehilangan rasa cinta. Lalu untuk mempertahankan
ketakutan akan kehilangan yang sangat, dia bereaksi secara dramatis.
c) Cognitive
Para ahli kognitif berpendapat bahwa asumsi dasar yang mengarahkan
orang-orang bertingkah laku histerionik adalah “aku tidak cukup dan
tidak mampu menangani hidup dengan caraku sendiri”. Meskipun asumsi ini
dipakai untuk orang-orang dengan gangguan lain, secara kgusus yang
mengalami depresi dan orang-orang histerionik merespon asumsi ini secara
lebih berbeda dibandingkan dengan gangguan lain. Secara khusus, orang
histerionik bekerja untuk mendapat perhatian dan dukungan dari orang
lain.
d) Humanistic
Orang dengan tipe ini memiliki self-esteem yang rendah, dan sedang
berjuang untuk member kesan pada orang lain dengan tujuan meningkatkan
self-worth mereka.
e) Interpersonal
Orang dengan tipe histerionik dapat berbuat apa saja agar mendapat
perhatian dari sekelilingnya. Walaupun begitu, ia tidak dapat menjalin
relasi mendalam dengan lingkungannya. Kadang mereka memperlihatkan
perlaku merayu secara sexual (dengan lawan jenis, bahkan pada ayah
sendiri), berkompetisi dan terlalu menuntut pada relasi dengan jenis
kelamin yang sama.
Copy and WIN : http://ow.ly/KNICZ
Copy and WIN : http://ow.ly/KNICZ
Batu akik, sebetulnya sudah dikomersilkan ribuan tahun yang lalu dan kini menjadi barang favorit yang paling banyak dicari .
Mereka tidak hanya menjadi batu kesayangan namun juga bisa menjadi
seperti sahabat bahkan teman hidup. Batu terkenal dengan sifat khususnya, pemiliknya akan begitu
perhatian dan akan merawat batu kesayangannya dengan baik, bahkan ada yang
memberi makan dan minum, sungguh pemikiran yang diluar logika. Tapi tahukah
Anda jika perhatian yang berlebihan pada batu adalah suatu
gangguan psikologis?
Lithophilia, adalah sebuah istilah yang
dipakai untuk menyebut seseorang yang mecintai batu akik secara berlebihan
atau tidak terkontrol. Istilah ini berasal dari bahasa Yunani, lithos berarti batu dan philia
yang berarti 'menyukai' atau 'penuh kasih sayang'. Gejala dari kelainan
ini sangat bervariasi dan kondisinya bisa berbeda-beda. Beberapa orang
menjadi sangat khawatir terhadap batunya. Bahkan ada kejadian dimana
seseorang merasa bahwa batunya itu berbicara dan mereka bisa
berkomunikasi. Kemungkinan sembuh dari gangguan ini adalah 50:50, selama
gejalanya tidak berlanjut menjadi sesuatu yang lebih buruk. Ada baiknya
untuk menemui psikiater untuk mengetahui tingkat keparahan dari Lithophilia ini.
Beberapa
kasus, orang begitu menyayangi batu tak cukup dengan satu buah namun
hingga puluhan buah. Pada kasus ini penderitanya disebut dengan Litho collector atau hoaders.
Penamaan ini didasarkan pada aktifitas yang mereka lakukan yakni
mengoleksi batu-batu. Bahkan batu tersebut telah
disimpan dengan cara dimasukkan ke dalam peti antik berharga mahal.
di Indonesia Kasus ini cukup tinggi hingga mencapai 2000 kasus pertahunnya.
Awalnya niat dari para kolektor ini cukup bagus. Mereka begitu menggemari batu, setiap kali menemukan batu bagus terlantar di jalan
mereka ambil dan di bawa pulang.Mereka mencari di gunung-gunung atau sungai , namun lama kelamaan mereka mencari batu di sembarang tempat , misalnya trotoar , marmer bekas lantai masjid, bahkan ada kabar batu nisan dipakai mata cincin
Kebanyakan penderita gangguan
semacam ini lebih sayang pada batunya ketimbang manusia lainnya. Dan
mereka ini akan bertanggung jawab untuk memelihara, memberikan
perhatian, serta tidak berlaku kasar pada batunya.Penyebab dari gangguan ini belum
dapat dipastikan namun diduga dikarenakan orang tersebut tidak mampu
memperoleh hubungan yang baik terhadap manusia lainnya. Ada juga yang
menyebutkan Lithophilia ini disebabkan oleh hubungan yang terlalu dekat
dengan batu peliharaan atau adanya titik kejenuhan dalam melakukan
hubungan sosial dengan sesama manusia. Terapi untuk gangguan ini masih
memiliki banyak kendala dan keterbatasan. Hal ini disebabkan oleh terapi
yang kerap kali dilakukan secara sembunyi-sembunyi karena adanya
perasaan malu dan bersalah dari penderita. Ada beberapa terapi yang
diterapkan antara lain psikoanalisis, hipnosis, behacioral, kognitif,
dan obat-obatan.
Sebagai pesan bagi pecinta batu akik, sayangi dan cintailah batu tersebut sewajarnya. Janganlah berlebihan, bahkan Tuhan pun membenci
perilaku manusia yang berlebihan.
Referensi
Agrawal. A. 2011. A New Clasification of Zoophilia. Journal of Forensic and Legal Medicine. Www.elsevier.com
Aronson, S.M. 2010. Physician's Lexicon: Those Esoteric, Exoteric and Fantabulous Diagnoses. Volume 93 no.5
BookLov3r. 2011. Love and Hate
HISTRIONIC PERSONALITY
DISORDER (GANGGUAN KEPRIBADIAN HISTRIONIK)
Gangguan kepribadian histrionik sebelumnya dikenal disebut kepribadian
histerikal, ditegakkan bagi orang-orang yang selalu dramatis dan mencari
perhatian. Mereka sering kali menggunakan ciri-ciri penampilan fisik
yang dapat menarik perhatian orang kepada dirinya, misalnya pakaian yang
mencolok, tata rias, atau warna rambut. Mereka berpusat pada diri
sendiri, terlalu mempedulikan daya tarik fisik mereka, dan merasa tidak
nyaman bila tidak menjadi pusat perhatian. Mereka dapat sangat
provokatif dan tidak senonoh secara seksual tanpa mempedulikan
kepantasan serta mudah dipengaruhi orang lain.
Diagnosis ini memiliki prevelensi sekitar 2 persen dan lebih banyak
terjadi pada perempuan dibandingkan laki-laki. Gangguan kepribadian
histrionik lebih banyak terjadi pada mereka yang mengalami perpisahan
atau perceraian, dan hal ini diasosiasikan dengan depresi dan kesehatan
fisik yang buruk. Gangguan ini sering muncul bersamaan dengan gangguan
kepribadian borderline.
Etiologi gangguan kepribadian histrionik
Gangguan ini dijelaskan berdasarkan pendekatan psikoanalisa. Perilaku
emosional dan ketidaksenonohan secara seksual didorong oleh
ketidaksenonohan orang tua, terutama ayah terhadap anak perempuannya.
Kebutuhan untuk menjadi pusat perhatian dipandang sebagai cara untuk
mempertahankan diri dari perasaan yang sebenarnya yaitu self-esteem yang
rendah.
Perspektif Psikososial Mengenai Histrionic Personality Disorder
a) Psikodinamik
Para ahli psikodinamika melihat gangguan ini sebagai hasil dari
kebutuhan-kebutuhan akan ketergantungan yang sangat mendalam dan
merupakan represi-represi dri emosi, hambatan dari resolusi setiap tahap
oral atau oedipal. Pencarian atensi berasal dari kebutuhan untuk
mendapatkan persetujuan dari orang lain. Kedangkalan berpikir dan
kedangkalan keterlibatan emosi dengan orang lain mnggambarkan
orang-orang histerionik yang merepresi kebutuhn-kebutuhab dan
perasann-perasannnya sendiri.
b) Behavioral
Orang denga tipe histerionik biasanya berasal dari kelurga yang
memanjakan dan membiarkan sifat manjanya hingga dewasa (being daddy’s
"pretty little girl"). Hal ini manjadi suatu pembiasaan sehingga
terbentuk karakter yang menetap mengenai sifat manja dan selalu ingin
menjadi pusat perhatian. Selain itu, biasanya, dalam keluarga tabu untuk
mendidik atau mengenalkan. masalah sex. Selain itu, ada pndapat lain
yaitu ketika masa kanak mengalami hubungan dengan orang tua yang tidak
harmonis sehingga kehilangan rasa cinta. Lalu untuk mempertahankan
ketakutan akan kehilangan yang sangat, dia bereaksi secara dramatis.
c) Cognitive
Para ahli kognitif berpendapat bahwa asumsi dasar yang mengarahkan
orang-orang bertingkah laku histerionik adalah “aku tidak cukup dan
tidak mampu menangani hidup dengan caraku sendiri”. Meskipun asumsi ini
dipakai untuk orang-orang dengan gangguan lain, secara kgusus yang
mengalami depresi dan orang-orang histerionik merespon asumsi ini secara
lebih berbeda dibandingkan dengan gangguan lain. Secara khusus, orang
histerionik bekerja untuk mendapat perhatian dan dukungan dari orang
lain.
d) Humanistic
Orang dengan tipe ini memiliki self-esteem yang rendah, dan sedang
berjuang untuk member kesan pada orang lain dengan tujuan meningkatkan
self-worth mereka.
e) Interpersonal
Orang dengan tipe histerionik dapat berbuat apa saja agar mendapat
perhatian dari sekelilingnya. Walaupun begitu, ia tidak dapat menjalin
relasi mendalam dengan lingkungannya. Kadang mereka memperlihatkan
perlaku merayu secara sexual (dengan lawan jenis, bahkan pada ayah
sendiri), berkompetisi dan terlalu menuntut pada relasi dengan jenis
kelamin yang sama.
Copy and WIN : http://ow.ly/KNICZ
Copy and WIN : http://ow.ly/KNICZ