Rabu, 22 Juli 2015

Lithophilia , Gangguan Kejiwaan Penggemar Batu Akik

Batu akik memang nampaknya tengah menjadi primadona saat ini khususnya di Indonesia. Hal ini terbukti dengan meningkatnya permintaan pasar akan komoditas batu mulia ini dan tentunya semakin sering kita jumpai orang-orang di sekitar kita menggunakannya baik sebagai mata cincin, mata liontin atau sekedar disimpan saja.
HISTRIONIC PERSONALITY DISORDER (GANGGUAN KEPRIBADIAN HISTRIONIK) Gangguan kepribadian histrionik sebelumnya dikenal disebut kepribadian histerikal, ditegakkan bagi orang-orang yang selalu dramatis dan mencari perhatian. Mereka sering kali menggunakan ciri-ciri penampilan fisik yang dapat menarik perhatian orang kepada dirinya, misalnya pakaian yang mencolok, tata rias, atau warna rambut. Mereka berpusat pada diri sendiri, terlalu mempedulikan daya tarik fisik mereka, dan merasa tidak nyaman bila tidak menjadi pusat perhatian. Mereka dapat sangat provokatif dan tidak senonoh secara seksual tanpa mempedulikan kepantasan serta mudah dipengaruhi orang lain. Diagnosis ini memiliki prevelensi sekitar 2 persen dan lebih banyak terjadi pada perempuan dibandingkan laki-laki. Gangguan kepribadian histrionik lebih banyak terjadi pada mereka yang mengalami perpisahan atau perceraian, dan hal ini diasosiasikan dengan depresi dan kesehatan fisik yang buruk. Gangguan ini sering muncul bersamaan dengan gangguan kepribadian borderline. Etiologi gangguan kepribadian histrionik Gangguan ini dijelaskan berdasarkan pendekatan psikoanalisa. Perilaku emosional dan ketidaksenonohan secara seksual didorong oleh ketidaksenonohan orang tua, terutama ayah terhadap anak perempuannya. Kebutuhan untuk menjadi pusat perhatian dipandang sebagai cara untuk mempertahankan diri dari perasaan yang sebenarnya yaitu self-esteem yang rendah. Perspektif Psikososial Mengenai Histrionic Personality Disorder a) Psikodinamik Para ahli psikodinamika melihat gangguan ini sebagai hasil dari kebutuhan-kebutuhan akan ketergantungan yang sangat mendalam dan merupakan represi-represi dri emosi, hambatan dari resolusi setiap tahap oral atau oedipal. Pencarian atensi berasal dari kebutuhan untuk mendapatkan persetujuan dari orang lain. Kedangkalan berpikir dan kedangkalan keterlibatan emosi dengan orang lain mnggambarkan orang-orang histerionik yang merepresi kebutuhn-kebutuhab dan perasann-perasannnya sendiri. b) Behavioral Orang denga tipe histerionik biasanya berasal dari kelurga yang memanjakan dan membiarkan sifat manjanya hingga dewasa (being daddy’s "pretty little girl"). Hal ini manjadi suatu pembiasaan sehingga terbentuk karakter yang menetap mengenai sifat manja dan selalu ingin menjadi pusat perhatian. Selain itu, biasanya, dalam keluarga tabu untuk mendidik atau mengenalkan. masalah sex. Selain itu, ada pndapat lain yaitu ketika masa kanak mengalami hubungan dengan orang tua yang tidak harmonis sehingga kehilangan rasa cinta. Lalu untuk mempertahankan ketakutan akan kehilangan yang sangat, dia bereaksi secara dramatis. c) Cognitive Para ahli kognitif berpendapat bahwa asumsi dasar yang mengarahkan orang-orang bertingkah laku histerionik adalah “aku tidak cukup dan tidak mampu menangani hidup dengan caraku sendiri”. Meskipun asumsi ini dipakai untuk orang-orang dengan gangguan lain, secara kgusus yang mengalami depresi dan orang-orang histerionik merespon asumsi ini secara lebih berbeda dibandingkan dengan gangguan lain. Secara khusus, orang histerionik bekerja untuk mendapat perhatian dan dukungan dari orang lain. d) Humanistic Orang dengan tipe ini memiliki self-esteem yang rendah, dan sedang berjuang untuk member kesan pada orang lain dengan tujuan meningkatkan self-worth mereka. e) Interpersonal Orang dengan tipe histerionik dapat berbuat apa saja agar mendapat perhatian dari sekelilingnya. Walaupun begitu, ia tidak dapat menjalin relasi mendalam dengan lingkungannya. Kadang mereka memperlihatkan perlaku merayu secara sexual (dengan lawan jenis, bahkan pada ayah sendiri), berkompetisi dan terlalu menuntut pada relasi dengan jenis kelamin yang sama.

Copy and WIN : http://ow.ly/KNICZ
Batu akik, sebetulnya sudah dikomersilkan ribuan tahun yang lalu dan kini  menjadi barang favorit yang paling banyak dicari . Mereka tidak hanya menjadi batu kesayangan namun juga bisa menjadi seperti sahabat bahkan teman hidup. Batu terkenal dengan sifat khususnya, pemiliknya akan  begitu perhatian dan akan merawat batu kesayangannya dengan baik, bahkan ada yang memberi makan dan minum, sungguh pemikiran yang diluar logika. Tapi tahukah Anda jika perhatian yang berlebihan pada batu adalah suatu gangguan psikologis?
Lithophilia, adalah sebuah istilah yang dipakai untuk menyebut seseorang yang mecintai batu akik secara berlebihan atau tidak terkontrol. Istilah ini berasal dari bahasa Yunani, lithos berarti batu dan philia yang berarti 'menyukai' atau 'penuh kasih sayang'. Gejala dari kelainan ini sangat bervariasi dan kondisinya bisa berbeda-beda. Beberapa orang menjadi sangat khawatir terhadap batunya. Bahkan ada kejadian dimana seseorang merasa bahwa batunya itu berbicara dan mereka bisa berkomunikasi. Kemungkinan sembuh dari gangguan ini adalah 50:50, selama gejalanya tidak berlanjut menjadi sesuatu yang lebih buruk. Ada baiknya untuk menemui psikiater untuk mengetahui tingkat keparahan dari Lithophilia ini.
Beberapa kasus, orang begitu menyayangi batu tak cukup dengan satu buah namun hingga puluhan buah. Pada kasus ini penderitanya disebut dengan Litho collector atau hoaders. Penamaan ini didasarkan pada aktifitas yang mereka lakukan yakni mengoleksi batu-batu. Bahkan batu tersebut telah  disimpan dengan cara dimasukkan ke dalam peti antik berharga mahal.  di Indonesia Kasus ini  cukup tinggi hingga mencapai 2000 kasus pertahunnya. Awalnya niat dari para kolektor ini cukup bagus. Mereka begitu menggemari batu, setiap kali menemukan batu bagus terlantar di jalan mereka ambil dan di bawa pulang.Mereka mencari di gunung-gunung atau sungai , namun lama kelamaan mereka mencari batu di sembarang tempat , misalnya trotoar , marmer bekas lantai masjid, bahkan ada kabar batu nisan dipakai mata cincin
Kebanyakan penderita gangguan semacam ini lebih sayang pada batunya ketimbang manusia lainnya. Dan mereka ini akan bertanggung jawab untuk memelihara, memberikan perhatian, serta tidak berlaku kasar pada batunya.Penyebab dari gangguan ini belum dapat dipastikan namun diduga dikarenakan orang tersebut tidak mampu memperoleh hubungan yang baik terhadap manusia lainnya. Ada juga yang menyebutkan Lithophilia ini disebabkan oleh hubungan yang terlalu dekat dengan batu peliharaan atau adanya titik kejenuhan dalam melakukan hubungan sosial dengan sesama manusia. Terapi untuk gangguan ini masih memiliki banyak kendala dan keterbatasan. Hal ini disebabkan oleh terapi yang kerap kali dilakukan secara sembunyi-sembunyi karena adanya perasaan malu dan bersalah dari penderita. Ada beberapa terapi yang diterapkan antara lain psikoanalisis, hipnosis, behacioral, kognitif, dan obat-obatan.
Sebagai pesan bagi pecinta batu akik, sayangi dan cintailah batu tersebut sewajarnya. Janganlah berlebihan, bahkan Tuhan pun membenci perilaku manusia yang berlebihan.

Referensi
Agrawal. A. 2011. A New Clasification of Zoophilia. Journal of Forensic and Legal Medicine. Www.elsevier.com
Aronson, S.M. 2010. Physician's Lexicon: Those Esoteric, Exoteric and Fantabulous Diagnoses. Volume 93 no.5
BookLov3r. 2011. Love and Hate

HISTRIONIC PERSONALITY DISORDER (GANGGUAN KEPRIBADIAN HISTRIONIK) Gangguan kepribadian histrionik sebelumnya dikenal disebut kepribadian histerikal, ditegakkan bagi orang-orang yang selalu dramatis dan mencari perhatian. Mereka sering kali menggunakan ciri-ciri penampilan fisik yang dapat menarik perhatian orang kepada dirinya, misalnya pakaian yang mencolok, tata rias, atau warna rambut. Mereka berpusat pada diri sendiri, terlalu mempedulikan daya tarik fisik mereka, dan merasa tidak nyaman bila tidak menjadi pusat perhatian. Mereka dapat sangat provokatif dan tidak senonoh secara seksual tanpa mempedulikan kepantasan serta mudah dipengaruhi orang lain. Diagnosis ini memiliki prevelensi sekitar 2 persen dan lebih banyak terjadi pada perempuan dibandingkan laki-laki. Gangguan kepribadian histrionik lebih banyak terjadi pada mereka yang mengalami perpisahan atau perceraian, dan hal ini diasosiasikan dengan depresi dan kesehatan fisik yang buruk. Gangguan ini sering muncul bersamaan dengan gangguan kepribadian borderline. Etiologi gangguan kepribadian histrionik Gangguan ini dijelaskan berdasarkan pendekatan psikoanalisa. Perilaku emosional dan ketidaksenonohan secara seksual didorong oleh ketidaksenonohan orang tua, terutama ayah terhadap anak perempuannya. Kebutuhan untuk menjadi pusat perhatian dipandang sebagai cara untuk mempertahankan diri dari perasaan yang sebenarnya yaitu self-esteem yang rendah. Perspektif Psikososial Mengenai Histrionic Personality Disorder a) Psikodinamik Para ahli psikodinamika melihat gangguan ini sebagai hasil dari kebutuhan-kebutuhan akan ketergantungan yang sangat mendalam dan merupakan represi-represi dri emosi, hambatan dari resolusi setiap tahap oral atau oedipal. Pencarian atensi berasal dari kebutuhan untuk mendapatkan persetujuan dari orang lain. Kedangkalan berpikir dan kedangkalan keterlibatan emosi dengan orang lain mnggambarkan orang-orang histerionik yang merepresi kebutuhn-kebutuhab dan perasann-perasannnya sendiri. b) Behavioral Orang denga tipe histerionik biasanya berasal dari kelurga yang memanjakan dan membiarkan sifat manjanya hingga dewasa (being daddy’s "pretty little girl"). Hal ini manjadi suatu pembiasaan sehingga terbentuk karakter yang menetap mengenai sifat manja dan selalu ingin menjadi pusat perhatian. Selain itu, biasanya, dalam keluarga tabu untuk mendidik atau mengenalkan. masalah sex. Selain itu, ada pndapat lain yaitu ketika masa kanak mengalami hubungan dengan orang tua yang tidak harmonis sehingga kehilangan rasa cinta. Lalu untuk mempertahankan ketakutan akan kehilangan yang sangat, dia bereaksi secara dramatis. c) Cognitive Para ahli kognitif berpendapat bahwa asumsi dasar yang mengarahkan orang-orang bertingkah laku histerionik adalah “aku tidak cukup dan tidak mampu menangani hidup dengan caraku sendiri”. Meskipun asumsi ini dipakai untuk orang-orang dengan gangguan lain, secara kgusus yang mengalami depresi dan orang-orang histerionik merespon asumsi ini secara lebih berbeda dibandingkan dengan gangguan lain. Secara khusus, orang histerionik bekerja untuk mendapat perhatian dan dukungan dari orang lain. d) Humanistic Orang dengan tipe ini memiliki self-esteem yang rendah, dan sedang berjuang untuk member kesan pada orang lain dengan tujuan meningkatkan self-worth mereka. e) Interpersonal Orang dengan tipe histerionik dapat berbuat apa saja agar mendapat perhatian dari sekelilingnya. Walaupun begitu, ia tidak dapat menjalin relasi mendalam dengan lingkungannya. Kadang mereka memperlihatkan perlaku merayu secara sexual (dengan lawan jenis, bahkan pada ayah sendiri), berkompetisi dan terlalu menuntut pada relasi dengan jenis kelamin yang sama.

Copy and WIN : http://ow.ly/KNICZ

Share

Twitter Facebook Stumbleupon Favorites More